Selasa, 11 November 2014

Biografi Danudirja Setiabudi (Ernest Douwes Dekker)

Muhammad Adam Erlangga
XI IIS 3


Ernest Douwes Dekker

   Danudirja Setiabudi memiliki nama asli Ernest Eugene Francois Douwes Dekker. Setiabudi adalah saudara dari Eduard Douwes Dekker,pengarang buku ‘Max HaveIaar’ yang dikenal sebagai Multatuli. Selepas sekolah di HBS tahun 1897, Ernest bekerja sebagai pengawas di sebuah perusahaan perkebunan Belanda di kaki Gunung Semeru, lalu pindah ke pabrik gula di Pasuruan. Douwes Dekker atau DD juga sempat bersekolah di Swis dengan mendaftarkan dirinya sebagai orang Indonesia dan suku Jawa. Bekal pendidikannya ini membuatnya pernah menjalani profesi sebagai guru kimia.

   Saat ibunda beliau meninggal ditahun 1899, ia sangat sedih. Beliau kemudian bertualang ke luar negeri dan terlibat dalam Perang Boer di Afrika Selatan, membantu perjuangan mengusir Inggris. Setelah itu, beliau sempat dipenjarakan oleh Inggris di SriLanka. Pada tahun 1903, ia kembali ke Jawa dan memilih bekerja sebagai wartawan. Ia sempat bekerja di surat kabar De Locomotief IaIu Surabajaas Handeisbiad. Beliau menjadikan surat gerakan anti penjajahan melalul tulisan-tulisan keras menentang Belanda. Beliau merekrut banyak pemuda, antara lain Soeryopranoto, Cokrodirdjo, Cipto, dan Gunawan Mangoenkoesoemo.

   Akibatnya, beliau tidak lama bertahan. la pun bekerja di Bataviaas Nieusblad. Hanya sebentar saja, beliau kembali keluar dan membuat sürat kabar sendiri. Awalnya majalah bulanan HetTijdshrift, lalu koran De Express yang radikal. Orang-orang menyebutnya “Neo-Multatulian’. Langkah Ernest selanjutnya adalah mendirikan Indische Partij (IP) pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung bersama dua sahabatnya, Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat. IP adalah partai politik pertama di Hindia yang menyerukan ‘Hindia untuk orang Hindia’ Pernyataan Hindia untuk orang Hindia mampu membangkitkan semangat nasionalisme rakyat.

   Menjelang peringatan 100 tahun kemerdekaan Belanda dan Perancis pada November 1903, para tokoh IP, yaitu Ernest Douwes Dekker,Suwardi Suryaningrat, dan CiptoMangunkusumo membentuk Komite Bumiputera dan melakukan kritik atas rencana perayaannya di Indonesia. IP menganggap rencana peringatan itu sebagai penghinaan bagi bangsa Indonesia yang masih terjajah. Tiga Serangkai ini kemudian dibuang ke Belanda. Pada tahun itu juga IP dibubarkan oleh Gubernur Jenderal Belanda. Sekembalinya ke Jawa pada tahun 1918, Tiga Serangkai kembali berusaha terjun ke politik dengan bergabung di Insulinde. Namun, karena organisasi ini dianggap terlalu cutis, mereka pun mendirikan NIP (Nationaàl Indische Partij). Organisasi ini segera dibubarkan penguasa kolonial. Ernest sendiri juga melanjutkan perjuangan melalui jalur pendidikan dengan mendirikan Ksatria Institut yang menanamkan nilai kebangsaan.

   Menjelang meletusnya Perang Pasifik di awal tahun 1940-an, Belanda menangkap para tokoh pergerakan Indonesia. Ernest termasuk yang ditangkap dan ditahan di Ngawi. Saat Jepang mendarat di Jawa, beliau dibuang ke Suriname. Pada tahun 21 Januari 1947, beliau berhasil kembali ke Indonesia. la Iangsung bertemu dengan Bung Karno. Bung Karno yang mengakui Ernest Douwes Dekker sebagai gurunya, kemudian memberi nama Danudirja Setiabudi kepada beliau. Danudirja berarti banteng yang kuat, sementara Setiabudi berarti jiwa kuat yang setia. Dengan berganti nama menjadi Danudirja, beliau pun masih tetap dapat dipanggil dengan inisial DD yang telah lekat dengan dirinya.

   Danudirja Setiabudi kemudian masuk ke dalam Kabinet Syahrir. la juga pernah menjadi penasihat presiden dan anggota delegasi Indonesia saat melakukan perundingan dengan Belanda. Pada saat Agresi Militer II Belanda, hampir semua pemimpin Republik ditangkap, termasuk DD. Namun karena usia yang sudah lanjut,DD pun dibebaskan. Pada tahun 1949,DD kembali menempati rumahnya di Bandung. Pada 28 Agustus 1950,Ernest Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi mengembuskan napas yang terakhir.

  • Tempat/Tgl. Lahir      :    Pasuruan, 8 Oktober 1879
  • Tempat/Tgl. Wafat    :    Bandung, 28 Agustus 1950
  • SK Presiden                  :     Keppres No.590 Tahun 1961, Tgl. 9 November 1962
  • Gelar                               :    Pahlawan Nasional


    sumber: https://www.pahlawanindonesia.com/danudirja-setiabudi-ernest-douwes-dekker/

    Selasa, 28 Oktober 2014

    Daftar Susunan Kabinet Jokowi JK

    Susunan Kabinet Kerja Jokowi-JK:
    1. Menteri Sekretaris Negara: Pratikno
    2. Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas: Andrinof Chaniago
    3. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman:Indroyono Soesilo
    4. Menteri Perhubungan: Ignasius Jonan
    5. Menteri Kelautan dan Perikanan: Susi Pudjiastuti
    6. Menteri Pariwisata: Arief Yahya
    7. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral:Sudirman Said
    8. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan: Tedjo Edy Purdjianto
    9. Menteri Dalam Negeri: Tjahjo Kumolo
    10. Menteri Luar Negeri: Retno Lestari Priansari Marsudi
    11. Menteri Pertahanan: Ryamizard Ryacudu
    12. Menteri Hukum dan HAM: Yasonna H Laoly
    13. Menteri Komunikasi dan Informatika: Rudiantara
    14. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara: Yuddy Chrisnandi
    15. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian:Sofyan Djalil
    16. Menteri Keuangan: Bambang Brodjonegoro
    17. Menteri Badan Usaha Milik Negara: Rini M Soemarno
    18. Menteri Koperasi dan UKM: Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga
    19. Menteri Perindustrian: Saleh Husin
    20. Menteri Perdagangan: Rachmat Gobel
    21. Menteri Pertanian: Amran Sulaiman
    22. Menteri Ketenagakerjaan: Hanif Dhakiri
    23. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadimuljono
    24. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya
    25. Menteri Agraria dan Tata Ruang: Ferry Mursyidan Baldan
    26. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Puan Maharani
    27. Menteri Agama: Lukman Hakim Saifuddin
    28. Menteri Kesehatan: Nila F Moeloek
    29. Menteri Sosial: Khofifah Indar Parawansa
    30. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Yohana Yambise
    31. Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah: Anies Baswedan
    32. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi:M Nasir
    33. Menteri Pemuda dan Olahraga: Imam Nahrawi
    34. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi: Marwan Jafar

    sumber: liputan6.com

    Selasa, 23 September 2014

    Biografi Kapitan Pattimura

       Pattimura (atau Thomas Matulessy) (lahir diHaria, pulau Saparua, Maluku, 8 Juni 1783 – meninggal di Ambon, Maluku, 16 Desember1817 pada umur 34 tahun), juga dikenal dengan nama Kapitan Pattimura adalah pahlawan Maluku dan merupakan Pahlawan nasional Indonesia.Menurut buku biografi Pattimura versi pemerintah yang pertama kali terbit, M Sapija menulis, "Bahwa pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram). Ayah beliau yang bernama Antoni Mattulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau merupakan nama orang di negeri yang terletak dalam sebuah teluk di Seram Selatan".Namun berbeda dengan sejarawan Mansyur Suryanegara. Dia mengatakan dalam bukunya Api Sejarah bahwa Ahmad Lussy atau dalam bahasa Maluku disebut Mat Lussy, lahir di Hualoy, Seram Selatan (bukanSaparua seperti yang dikenal dalam sejarah versi pemerintah). Dia adalah bangsawan dari kerajaan Islam Sahulau, yang saat itu diperintah Sultan Abdurrahman. Raja ini dikenal pula dengan sebutan Sultan Kasimillah (Kazim Allah/Asisten Allah). Dalam bahasa Maluku disebut Kasimiliali.


    Istilah Kapitan

       Dari sejarah tentang Pattimura yang ditulis M Sapija, gelar kapitan adalah pemberian Belanda. Padahal tidak.Menurut Sejarawan Mansyur Suryanegara atas saran abdul gafur, leluhur bangsa ini, dari sudut sejarah dan antropologi, adalah homo religiosa (makhluk agamis). Keyakinan mereka terhadap sesuatu kekuatan di l blocksuar jangkauan akal pikiran mereka, menimbulkan tafsiran yang sulit dicerna rasio modern. Oleh sebab itu, tingkah laku sosialnya dikendalikan kekuatan-kekuatan alam yang mereka takuti.Jiwa mereka bersatu dengan kekuatan-kekuatan alam, kesaktian-kesaktian khusus yang dimiliki seseorang. Kesaktian itu kemudian diterima sebagai sesuatu peristiwa yang mulia dan suci. Bila ia melekat pada seseorang, maka orang itu adalah lambang dari kekuatan mereka. Dia adalah pemimpin yang dianggap memiliki kharisma. Sifat-sifat itu melekat dan berproses turun-temurun. Walaupun kemudian mereka sudah memeluk agama, namun secara genealogis/silsilah/keturunan adalah turunan pemimpin atau kapitan. Dari sinilah sebenarnya sebutan "kapitan" yang melekat pada diri Pattimura itu bermula.


    Perjuangan

       Sebelum melakukan perlawanan terhadapVOC ia pernah berkarier dalam militer sebagai mantan sersan Militer Inggris.[3] Kata "Maluku" berasal dari bahasa Arab Al Mulk atau Al Malik yang berarti Tanah Raja-Raja.[4]mengingat pada masa itu banyaknya kerajaanPada tahun 1816 pihak Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada pihak Belanda dan kemudian Belanda menetapkan kebijakan politik monopoli, pajak atas tanah (landrente), pemindahan penduduk serta pelayaran Hongi (Hongi Tochten), serta mengabaikan Traktat London I antara lain dalam pasal 11 memuat ketentuan bahwa Residen Inggris di Ambon harus merundingkan dahulu pemindahan koprs Ambon dengan Gubenur dan dalam perjanjian tersebut juga dicantumkan dengan jelas bahwa jika pemerintahan Inggris berakhir di Maluku maka para serdadu-serdadu Ambon harus dibebaskan dalam artian berhak untuk memilih untuk memasuki dinas militer pemerintah baru atau keluar dari dinas militer, akan tetapi dalam pratiknya pemindahan dinas militer ini dipaksakan [5]Kedatangan kembali kolonial Belanda pada tahun 1817 mendapat tantangan keras dari rakyat. Hal ini disebabkan karena kondisi politik, ekonomi, dan hubungan kemasyarakatan yang buruk selama dua abad. Rakyat Maluku akhirnya bangkit mengangkat senjata di bawah pimpinan Kapitan Pattimura [4] Maka pada waktu pecah perang melawan penjajah Belanda tahun 1817, Raja-raja Patih, Para Kapitan, Tua-tua Adat dan rakyat mengangkatnya sebagai pemimpin dan panglima perang karena berpengalaman dan memiliki sifat-sfat kesatria (kabaressi). Sebagai panglima perang, Kapitan Pattimura mengatur strategi perang bersama pembantunya. Sebagai pemimpin dia berhasil mengkoordinir Raja-raja Patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan dan membangun benteng-benteng pertahanan. Kewibawaannya dalam kepemimpinan diakui luas oleh para Raja Patih maupun rakyat biasa. Dalam perjuangan menentang Belanda ia juga menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa. Perang Pattimura yang berskala nasional itu dihadapi Belanda dengan kekuatan militer yang besar dan kuat dengan mengirimkan sendiri Laksamana Buykes, salah seorang Komisaris Jenderal untuk menghadapi Patimura.Pertempuran-pertempuran yang hebat melawan angkatan perang Belanda di darat dan di laut dikoordinir Kapitan Pattimura yang dibantu oleh para penglimanya antara lainMelchior Kesaulya, Anthoni Rebhok, Philip Latumahina dan Ulupaha. Pertempuran yang menghancurkan pasukan Belanda tercatat seperti perebutan benteng Belanda Duurstede, pertempuran di pantai Waisisil dan jasirah Hatawano, Ouw- Ullath, Jasirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan. Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh Belanda. Para tokoh pejuang akhirnya dapat ditangkap dan mengakhiri pengabdiannya di tiang gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon. Untuk jasa dan pengorbanannya itu, Kapitan Pattimura dikukuhkan sebagai “PAHLAWAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN” oleh pemerintah Republik Indonesia. Pahlawan Nasional Indonesia.


    Muhammad Adam Erlangga (XI IIS 3)

    sumber: Wikipedia

    Rabu, 16 April 2014

    Ulasan Berita Mengenai Hasil Pemilu Pileg 2014

    Nama: Muhammad Adam Erlangga

    Kelas: X IIS 3

    Pemilu 2014: Inilah Hasil Lengkap Hitung Cepat Kompas.


    Litbang Harian Kompas menggelar hitung cepat hasil pemilihan umum legislatif 2014, Rabu (9/4/2014).

    Hitung cepat dilakukan dengan menghitung hasil perolehan suara di sampel TPS yang dipilih dengan metode proporsional sistematik random sampling.
    Sebanyak 2.000 TPS dipilih di seluruh Indonesia.
    Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 99 persen, "sampling error" hasil penelitian diperkiran +/- satu persen. Selain hitung cepat, dilakukan juga survei pasca pemilihan.

    Sampai dengan hari Kamis (10/4/2014) pukul 10.08 WIB, suara sampel yang masuk mencapai 93 persen. Kemungkinan masih akan terjadi perubahan prosentase perolehan suara namun tidak signifikan lagi.
    Dari survei Litbang Kompas ini juga diketahui, angka partisipasi 73,30 persen, angka partisipasi yang cukup baik, lebih tinggi daripada Pemilu 2009 (70,99 persen).

    Hitung cepat Litbang Kompas menyimpulkan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memenangkan pemilu legislatif 2014 dengan perolehan suara 19,24 persen (naik 5,23 persen dibanding Pemilu 2009).

    Pemenang Pemilu 2009, Partai Demokrat, menderita penurunan suara sangat besar, tinggal meraih 9,42 persen.
    Pada Pemilu 2009, Partai Demokrat memenangkan pemilu legislatif dengan 20,81 persen (lebih tinggi dari angka kemenangan PDIP kali ini).

    Partai Golkar, sementara itu, tetap di posisi nomor dua dengan 15,03 persen.

    Yang mengejutkan adalah Partai Gerindra. Partai yang dipimpin Prabowo Subianto ini meraih 11,75 persen, masuk posisi tiga besar.
    Hasil pemilu ini menempatkan Prabowo Subianto sebagai salah satu pemain penting dalam politik Indonesia, setidaknya sampai lima tahun ke depan.
    Dibanding Pemilu 2009, perolehan suara Gerindra naik 7,31 persen --prosentase kenaikan suara tertinggi.

    Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga tampil mengejutkan.
    Tanpa figur kunci sekelas mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, partai yang dipimpin tokoh muda, Muhaimin Iskandar (48), ini meraih 9,31 persen.
    Perolehan suara PKB naik 4,18 persen --tertinggi di antara semua partai Islam.
    PKB sekaligus memimpin perolehan suara partai-partai Islam, posisi yang sebelumnya dipegang Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

    Partai Amanat Nasional (PAN) meraih 7,49 persen untuk masuk ke posisi nomor enam.
    PAN --yang tidak lagi terlalu tergantung pada figur kunci sekelas Amien Rais-- menikmati kenaikan suara 1,46 persen.

    PKS meraih 6,99 persen, "lebih baik" dari perkiraan sebelumnya setelah partai yang memposisikan diri sebagai partai antikorupsi ini didera masalah korupsi yang menimpa sejumlah kadernya.
    Dibanding Pemilu 2009, perolehan suara PKS hanya turun 0,87 persen, jauh lebih buruk dari Partai Demokrat yang kehilangan suara hingga 11,34 persen.
    Partai Demokrat, seperti juga PKS, dihukum pemilih karena kasus korupsi yang menimpa sejumlah kader puncaknya.

    Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masih menikmati 6,7 persen, naik  1,37 persen dibanding Pemilu 2009.
    Pendatang baru, Partai Nasdem, berhasil merebut 6,7 persen tapi partai Surya Paloh ini harus puas sebagai partai papan bawah.
    Partai Hanura pimpinan Jenderal Wiranto, yang mendapat suntikan "darah segar", Hary Tanoesoedibyo, terlihat kecewa karena perolehan suaranya jauh dari harapan: 5,1 persen.
    Hanura sebenarnya menikmati kenaikan suara 1,34 persen tapi suara 5,1 persen terlalu kecil untuk mewujudkan ambisi besar Win-HT menjadi pasangan calon presiden-calon wakil presiden.
    Dua partai nampaknya akan tereliminasi untuk ikut Pemilu 2019, yakni Partai Bulan Bintang (PBB) pimpinan Yusril Ihza Mahendra dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) pimpinan Sutiyoso.

    Berikut hasil hitung cepat Litbang Kompas:
    1. PDIP           19,24
    2. Golkar        15,03
    3. Gerindra     11,75  
    4. Demokrat    9,42
    5. PKB            9,13
    6. PAN            7,49
    7. PKS            6,99
    8. PPP            6,7  
    9. Nasdem       6,7       -           -
    10.Hanura        5,1  
    11.PBB            1,5  
    12.PKPI           0,94  

    Sabtu, 15 Maret 2014

    Pengadilan Tinggi "High Court"



    Nama: Muhammad Adam Erlangga
    Kelas: X IIS 3



         High Court (commonly abbreviated: PT) is a judicial institution within the General Court, located in the capital of the province of the Court of Appeal against the matters decided by the District Court. 

         The High Court is also the court of first instance and the final authority to adjudicate on any dispute between the District Court in its jurisdiction. 

    The composition of the High Court established under the Act with local laws covering the province. High Court consisting of Chief (a Chairman and a Vice Chairman of PT PT), Judge, Registrar, and Secretary.
         State Administrative Court (commonly abbreviated: PTTUN) is an environmental justice agencies in the State Administrative Court which is located in the provincial capital. As the Court of Appeal, High Administrative Court has the duty and authority to investigate and adjudicate disputes Administrative appeals. 

         In addition, the High Administrative Court is also the duty and authority to examine and decide on the first and final authority to adjudicate disputes between the State Administrative Court within its jurisdiction. 
    High Administrative Court was established through the Act with local laws covering the province. The composition of the High Administrative Court consists of a Chief (Chairman and Vice Chairman PTTUN PTTUN), Judge, Registrar, and Secretary
         Military High Court (abbreviated Dilmilti) is in charge of the court to examine and decide on the first level of the criminal case and dispute Military Administration as specified in Article 41 of Law No. 31 of 1997 that soldiers who held the rank of Major and above. In addition, the High Military Court also examine and decide on appeal criminal cases that have been decided by the Military Court in the jurisdiction of the requested appeal.




    Organizational Structure 

    • Elements of Leadership 
    -Head of the High Military Court, abbreviated Kadilmiti 
    -Deputy Chief of the Military High Court abbreviated Wakadilmilti Elements Staff / Assistant Chief 
    Registrar's Office, abbreviated Tera headed by the Chief Registrar's Office (abbreviated Katera) 
    • Elements of staff / service 
    -Administration and Affairs, abbreviated Taud led by the Head of Administration and Affairs (abbreviated Kataud) 
    • Implementing Elements 
    -Panel of Judges 
    -High Military Judge Group, abbreviated Pokkimmilti

    Sources: google.com ,
                  id.wikipedia.org ,
                  legal researcher ,
                  etc.
    file:///C:/Users/User/Documents/Downloads/asking%20alexandria%20-%20right%20now%20(na%20na%20na).mp3